Kamis, 29 November 2012

SEJARAH semester 2

Pengaruh Budaya Vietnam bagi budaya bangsa Indonesia pada masyarakat Prasejarah Indonesia Masuknya kebudayaan asing merupakan salah satu faktor yang membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Kebudayaan tersebut yaitu Kebudayaan Dongson, Kebudayaan Bacson-Hoabinh, Kebudayaan Sa Huynh, dan Kebudayaan India. Kebudayaan Dongson, Kebudayaan Bacson-Hoabich, Kebudayaan Sa Huynh terdapat di daerah Vietnam bagian Utara dan Selatan.
            Masyarakat Dongson hidup di lembah Sungai Ma, Ca, dan Sungai Merah, sedang masyarakat Sa Huynh hidup di Vietnam bagian Salatan. Ada pada tahun 40.000 SM-500 SM. Kebudayaan tersebut berasal dari zaman Pleistosein akhir. Proses migrasi ketiga kebudayaan tersebut berlangsung antara 2000 SM-300 SM. Menyebabkanmenyebarnya migrasi berbagai jenis kebudayaan Megalithikum (batu besar),Mesolitikum (batu madya),Neolithikum (batu halus), dan kebudayaan Perunggu.Terdapat 2 jalur penyebaran kebudayaan tersebut:

1. Jalur barat, dengan peninggalan berupa kapak persegi
2. Jalur Timur, dengan ciri khas peninggalan kebudayaan kapak lonjong. Padazaman perunggu, kapak lonjong ditemukan di Formosa, Filipina, Sulawesi,Maluku, Irian Jaya.

PENGARUH BUDAYA BACSON-HOABINH

Diperkirakan berasal dari tahun 10.000 SM-4000 SM, kira-kira tahun7000 SM. Awalnya masyarakat Bacson-Hoabinh hanya menggunkan alat dari gerabah yang sederhana berupa serpihan-serpihan batu tetapi pada tahun 600SM mengalami dalam bentuk batu-batu yang menyerupai kapak yang berfungsisebagai alat pemotong. Bentuknya ada yang lonjong, segi empat, segitiga, danada yang berbentuk berpinggang. Ditemukan pula alat-alat serpih, batu gilingdari berbagai ukuran, alat-alat dari tulang dan sisa-sisa tulang belulang manusia yang dikuburkan dalam posisi terlipat serta ditaburi zat warna merah. Ditemukan dalam penggalian di pegunungan batu kapur di daerah Vietnam bagian utara yaitu di daerah Bacson pegunungan Hoabinh
Istilah Bacson-Hoabinh digunakan sejak tahun 1920-an untuk menunjukkan tempat pembuatan alat-alat batu yang memiliki ciri dipangkaspada satu/ dua sisi permukaannya. Batu kali yang berukuran lebih kurang satukepalan dan seringkali seluruh tepiannya menjadi bagian yang tajam.Ditemukan di seluruh wilayah Asia Tenggara, hingga Myanmar (Burma) di baratdan ke utara hingga propinsi-propinsi Selatan, antara 1800 dan 3000 tahun yang lalu. Di Indonesia, alat-alat dari kebudayaan Bacson-Hoabinh dapat ditemukandi daerah Sumatera, Jawa (lembah Sungai Bengawan Solo), Nusa Tenggara,Kalimantan, Sulawesi sampai ke Papua (Irian Jaya). Di Sumatera letaknya didaerah Lhokseumawe dan Medan. Penyelidikan tentang persebaran kapak Sumatera dan kapak Pendek membawa kita melihat daerah Tonkin di Indocina dimana ditemukan pusatkebudayaan Prasejarah di pegunungan Bacson dan daerah Hoabinh yangletaknya saling berdekatan.  Alat-alat yang ditemukan di daerah tersebut menunjukkan kebudayaanMesolitikum. Dimana kapak-kapak tersebut dikerjakan secara kasar. Terdapatpula kapak yang sudah diasah tajam, hal ini menunjukkan kebudayaan ProtoNeolitikum. Diantara kapak tersebut terdapat jenis pebbles yaitu kapak Sumatera dan kapak pendek. Mme Madeline Colani, seorang ahli prasejarah Perancis menyebutkan/memberi nama alat alat tersebut sebagai kebudayaan Bacson-Hoabinh. penelitian tersebut menunjukkan bahwa Tonkin merupakan pusat kebudayaan Asia Tenggara. Dari daerah tersebut kebudayaan ini sampai ke Indonesia melalui Semenanjung Malaya (Malaysia Barat) dan Thailand. Di Tonkin tinggal 2 jenis bangsa, yaitu
1. Bangsa Papua Melanosoid, merupakan bangsa yang daerah penyebarannyapaling luas, meliputi Hindia Belakang, Indonesia hingga pulau-pulau diSamudera Pasifik. Bangsa ini memiliki kebudayaan Mesolitikum yang belumdi asah (pebbles).

2. Bangsa Mongoloid, merupakan bangsa yang memiliki kebudayaan yanglebih tinggi, yaitu proto-neolitikum (sudah diasah).

1.        Bangsa Austronesia, merupakan percampuran dari bangsa Melanesoid dan Europaeide. Pada zaman Neolitikum bangsa ini tersebar ke seluruhKepulauan Indonesia.

Hasil Kebudayaan Bacson - Hoabinh

1.     Kapak Genggam
 Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatera (Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu di pulauSumatera.
2.     Kapak Dari Tulang dan Tanduk 
Di sekitar daerah Nganding dan Sidorejo dekat Ngawi, Madiun (Jawa Timur) ditemukankapak genggam dan alat-alat dari tulang dan tanduk. Alat-alat dari tulang tersebut bentuknyaada yang seperti belati dan ujung tombak yang bergerigi pada sisinya. Adapun fungsi darialat-alat tersebut adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah, serta menangkapikan.
3.     Flakes
 Flakes berupa alat alat kecil terbuat dari batu yang disebut dengan flakes atau alat serpih.Flakes selain terbuat dari batu biasa juga ada yang dibuat dari batu-batu indah berwarnaseperti calsedon.
Flakes mempunyai fungsi sebagai alat untuk menguliti hewan buruannya, mengiris daging ataumemotong umbi-umbian. Jadi fungsinya seperti pisau pada masa sekarang. Selain ditemukan di Sangiran flakes ditemukan di daerah-daerah lain seperti Pacitan, Gombong, Parigi, Jampang Kulon, Ngandong (Jawa), Lahat (Sumatera), Batturing (Sumbawa), Cabbenge (Sulawesi),Wangka, Soa, Mangeruda (Flores). Kebudayaan Bacson - Hoabinh yang terdiri dari pebble, kapak pendek serta alatalat daritulang masuk ke Indonesia melalui jalur barat.

Peradaban Bacson - Hoa Binh

            Hasil Kebudayaan Bacson Hoa Binh ditemukan hampir di seluruh wilayah Asia Tenggara.Menurut CF Gorman bahwa penemuan alat dari batu banyak ditemukan di Vietnam bagian Utara yaitu di daerah Bacson Pegunungan Hoa Binh. Juga ditemukan alat serpih, batu gilingdari berbagai ukuran, sedangkan di gua Xom Trai ditemukan alat dari batu yang sudahdiasah pada sisi yang tajam. Di Indonesia alat-alat batu dari kebudayaan Bacson Hoabinh banyak ditemukan di Sumatera (Lhokseumawe dan Medan), Jawa Tengah (LembahBengawan Solo), Sulawesi Selatan (Cabbenge), Semenanjung Minahasa, Flores, MalukuUtara dsb.
Pengaruh Budaya Hoa Bihn Terhadap Perkembangan Budaya Masyarakat Awal Kepulauan Indonesia Budaya Hoa Bihn merupakan diantara budaya besar yang memiliki situs-situs temuan diseluruh daratan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Budaya Hoabihn ini berkembang di Asia Tenggara dalam kurun waktu antara 18.000 hingga 3.000-an tahun yang lalu. Istilah Hoa Bihn sendiri mulai dipakai sejak tahun 1920-an untuk menyebut pada suatu industri alat batu yang berasal dari jenis batu kerakal dengan ciri khas berupa pangkasan pada satu atau dua sisi permukaannya.Manusia pemilik budaya Hoabihn diperkirakan hidup pada kala Holosen. Pendahulu Hoa Binh awalnya berada di Vietnam bagian Utara, Thailand bagian Selatan dan Malaysia. Pengaruh utama budaya Hoa Bihn terhadap perkembangan budaya masyarakat awal kepulauan Indonesia adalah berkaitan dengan tradisi pembuatan alat terbuat dari batu. Beberapa ciri pokok budaya Hoa Bihn ini antara lain Pembuatan alat kelengkapan hidup manusia yang terbuat dari batu. Batu yang dipakai untuk alat umumnya berasal dari batu kerakal sungai. Alat batu ini telah dikerjakan dengan teknik penyerpihan menyeluruh pada satu ataudua sisi batu. Hasil penyerpihan menunjukkan adanya keragaman bentuk. Ada yang berbentuk lonjong, segi empat, segi tiga dan beberapa diantaranya ada yang berbentuk berpinggang. Pengaruh budaya Hoa Bihn di Kepulauan Indonesia sebagian besar terdapat di daerah Sumatra. Hal ini lebih dikarenakan letaknya yang lebih dekat dengan tempat asal budaya ini. Situs-situs Hoa Bihn di Sumatra secara khusus banyak ditemukan di daerah pedalaman pantai Timur Laut Sumatra, tepatnya sekitar 130 km antara Lhokseumawe dan Medan. Sebagian besar alat batu yang ditemukan adalah alat batu kerakal yang diserpih pada satu sisi dengan bentuk lonjong atau bulat telur. Dibandingkan dengan budaya Hoa Bihn yang sesungguhnya, pembuatan alat batu yang ditemukan di Sumatra ini dibuat dengan teknologi lebih sederhana. Kebanyakan alat-alat batu tersebut ditemukan diantara atau terdapat dalam bukit sampah kerang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar